Manusia dan Penderitaan
penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah
merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada
umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang
bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada
umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja
mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya?
. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak
sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang
terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius. Tuhan telah
memberikannyabanyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain,
tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia
yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya
untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan
atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih
besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima
takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam
hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya,
untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang
lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat
dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau
berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia
kurang mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami
penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan
“manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus
diartikan, bahwa manusia hams bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya.
Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam),
menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak bole h lupa untuk taqwa terhadap
Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang
sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila
manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya.
Penderitaan semacam itu karena kesalahaunya sendiri.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan “resiko” karena seseorang mau’hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan “resiko” karena seseorang mau’hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Contoh Penderitaan
Manusia sebagai mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang
tersusun dari perpaduan, saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi antara
unsur-unsur jasmani dan rohani. pada jasmani dan rohani tersebut dapat
timbul sebuah penderitaan. Jasmani disebut juga sebagai tubuh, wadah, jasad,
materi, atau unsur kongkrit dan merupakan unsur yang hidup pada diri manusia.
Sedangkan Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti jiwa, badan halus,
dan merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra manusia tetapi
menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur pribadi manusia.
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
·
Nasib buruk merupakan
Penderitaan yang dikarenakan umat manusia penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Nasib buruk ini dapat diperbaiki
manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
·
Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan yaitu Penderitaan manusia dapat
juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasipenderitaanitu.
Di bawah ini adalah beberapa contoh penderitaan yang mungkin
sering kita lihat di lingkungan kita.
·
Pemutusan hak
kerja : Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang
paling di takutkan apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi
keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga
bagi keluarganya.
·
Kehilangan orang tua :
Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab
itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan
berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan
cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap
membantunya.
·
Kemiskinan :
Dalam hal ini mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin
disini bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang
hidup seperti itu tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu
lebih baik dari pada berlimpah harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua
di atur oleh uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di
buktikan dengan adanya kata-kata ” makan ga makan yang penting kumpul”.
·
Bencana : Tidak
ada yang dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah SWT.
Bencana yang datang dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta
benda yang ada, bahkan dapat mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma
yang diakibatkan oleh bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan
banyak waktu untuk seseorang kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun
kehidupannya seperti sedia kala.
Siksaan
Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan
untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati
korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau
mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut
sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai
cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
Phobia
Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang
berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat
menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan
takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut
sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan “bahasa”
antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan
bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa
rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan
hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang
pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna,
sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar “nyaman” maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara “mundur kembali”/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Fobia sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).
Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi. Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.
Siksaan Psikis
Siksaan merupakan suatu penderitaan yang diterima oleh
seseorang.Penderitaan itu sendiri berbentuk penganiayaan.Seseorang mengalami
penganiyaan yang membuatnya mendapat siksaan dan merasa tersiksa.Kenyamanan
tentu saja tidak dapat oleh seseorang yang mengalami siksaan tersebut. Dengan
siksaan yang didapat oleh seseorang, pastilah akan membuat orang itu mendapat luka
baik luka fisik maupun luka hati atau yang lebih terkenal dengan nama ‘sakit
hati’. Bahkan tidak hanya luka yang didapat oleh orang yang disiksa, akan
tetapi juga tidak sedikit dendam yang timbul dari orang yang disiksa tersebut
terhadap orang yang menyiksanya. Oleh karena itu mestinya tak ada lagi orang
yang semena-mena menyiksa orang lain agar tak timbul lagi suatu dendam. Yaitu
dengan membuat peraturan atau hukum yang sudah ada seprti sekarang ini.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Berikut merupakan siksaan rohani/psikis, yaitu:
Siksaan dapat diartikan sebagai siksan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Berikut merupakan siksaan rohani/psikis, yaitu:
·
Kebimbangan dialami
oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang
akan diambil.
·
Kesepian dialami
seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai.
·
Ketakutan merupakan
berntuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila
rasa takut itu dibesar-besarkan byang tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia. Banyak sebab orang menjadi phobia.
Siksaan juga dapat diartikan
sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau
rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Dalam
kitab suci al-quran dijelaskan tentang siksaaan yang dialami manusia nanti jika
musyrik, syirik, dengki, fitnah, mencuri, bohong dan sebagainya.antara lain
dalam (surat al-ankabut ayat 40).
Penyebab Ketakutan
Pada dasarnya pada diri manusia sudah tertanam sifat takut
tetapi insentitas dari rasa takut itu sendiri berbeda-beda setiap individu.
Biasanya penyebab ketakutan itu didasari oleh kenangan masa kecil atau kenangan
yang kurang baik. Contohnya takut terhadap benda-benda atau binatang , ini
disebabkan kemungkinan besar pada waktu kecil sering di takut-takuti oleh benda
atau binatang tersebut sehingga ini menyebabkan phobia terhadap benda atau
binatang. Selain itu ketakutan terhadap tempat tertentu atau tempat yang berada
di luar ruangan. Contohnya hutan karena tempat ini sering dijadikan tempat
berkumpulnya mahkluk-mahkluk halus dan belum lagi mitos dari warga sekitar,
inilah yang membuat seseorang merasa takut untuk pergi ke hutan dan
tayangan-tayangan di televisi atau bioskop yang lebih menitik beratkan pada
genre horror semakin menambah ketakutan yang sangat mendalam. Kegelapan juga
identik dengan salah satu penyebab ketakutan karena pada saat gelap seseorang
dapat mengalami ketakutan yang sangat luar biasa mungkin pada saat gelap
mahklus halus lebih senang untuk menampakkan dirinya.
Kemudian ketakutan terhadap suatu lingkungan sosial biasanya pada masa remaja khususnya hal ini sangat ditakutkan karena berinteraksi dengan orang lain tidaklah mudah karena di sini membutuhkan suatu adaptasi dimana kita bisa menempatkan diri di berbagai macam situasi dan kondisi, hal-hal yang harus diperhatikan pada saat kita berinterkasi dengan orang lain adalah sopan santun terhadap sesama sehingga kita bisa diterima di suatu lingkungan sosial. Tutur kata yang baik juga sangat diperlukan karena dengan itu kita dapat berinteraksi dengan mudah dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh berbagai macam kalangan.
Kekalutan Mental
Merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami
kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat
mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan
mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan
mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan
mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami
kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang
dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat
atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut
mendapat semangat lagi dalam hidup.
Gejala-gejala Kekalutan Mental :
Gejala-gejala Kekalutan Mental :
·
Nampak pada jasmani yang
sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
·
Nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
·
Selalu iri hati dan
curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi
sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
·
Komunikasi sosial
putus dan ada yang disorientasi sosial
·
Kepribadian yang lemah
atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan Merasa rendah diri,
( orang-orang melankolis)
·
Terjadinya konflik
sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan
lingkungan masyarakat.
Tahap Gangguan Kejiwaan
Gangguan jiwa merupakan penyakit otak yang timbul akibat
ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia
adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan
afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi
normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi
(persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Tahap – tahap gangguan jiwa :
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sedangkan menurut Menurut Janice Clack,1962
·
Tahap Comforting :
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan
berdosa, klien biasanya mengkompensasikan stressornya dengan coping imajinasi
sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
·
Tahap Condeming :
Timbul kecemasan moderate , cemas biasanya makin meninggi
selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang
lain ikut mendengarkan apa-apa yang ia rasakan sehingga timbul perilaku menarik
diri (With drawl).
·
Tahap Controling :
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang
timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga menyebabkan
klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang klien
merasa sangat kesepian/sedih.
·
Tahap Conquering :
Klien merasa panik , suara atau ide yang datang mengancam
apabila tidak diikuti perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul
perilaku suicide.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental sebagai berikut :
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental sebagai berikut :
1.
Kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut
sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan
menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi
pada orang-orang melankolis.
2.
Terjadinya konflik
sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi,
misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang
jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3.
Cara pematangan bathin
yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial;
overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang
underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasia atau dunia
khayalan.
Proses Kekalutan Mental
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang dapat
berdampak ke arah berikut ini :
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Trauma yang ia hadapi akan membuatnya merenung dan akhirnya sadar akan tingkahnya yang berlebihan. Ia akan mencari ketenangan dan mendekatkan diri pada Allah dengan tujuan mendapatkan petunjuk untuk keluar dari permasalahan yang sedang ia hadapi. Misalnya, melakukan shalat istiqhoroh dan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Trauma yang ia hadapi akan membuatnya merenung dan akhirnya sadar akan tingkahnya yang berlebihan. Ia akan mencari ketenangan dan mendekatkan diri pada Allah dengan tujuan mendapatkan petunjuk untuk keluar dari permasalahan yang sedang ia hadapi. Misalnya, melakukan shalat istiqhoroh dan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
1.
Agresi, serangan
berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara
fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau
melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.
Regresi, kembali pada
pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
3.
Fiksasi, peletakan
atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4.
Proyeksi, usaha
mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif
pada orang lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai
yang terjungkat.
5.
Indentifikasi,
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam
kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau
dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6.
Narsisme,
mencintai dirinya sendiri dengan sangat berlebihan sehingga yang bersangkutan
merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7.
Autisme, gejala
menutup diri secara total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi dengan
orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus
pada sifat yang sinting.
Penderitaan dan Perjuangan
Hubungan Penderitaan Dan Perjuangan
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami
penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah bagiuan
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung kepada manusia itu
sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal munkgin apa tidak. Manusia
dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusdaha mengatasi
penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini bisa mebuat
manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat
atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.
Penderitaan media massa dan seniman
Hubungan Penderitaan, Media Masa & Seniman
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan
itu sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang sangat
pesat. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai untuk menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai untuk menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Pengaruh Mengalami Penderitaan
Apa saja pengaruh yang akan terjadi pada seseorang bila mengalami
penderitaan???
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Opini :
Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluknya yang paling sempurna. Tuhan memberikan penderitaan juga bukan karena Ia membenci mahlukNya, melainkan Ia sangat menyayangi manusia. Namun, untuk menaikkan derajat manusia ke derajat yang lebih tinggi Tuhan pasti akan memberikan cobaan kepada mahlukNya, siapa yang dapat melewati pendeitaan itu, maka Tuhan akan menaikkan derajat aku dan kamu menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, segala pengaruh buruk yang timbul karena terjadinya penderitaan, harusnya disingkirkan jauh-jauh. karena Tuhan sayang kok sama kita semua. Penderitaan yang aku dan kamu alami sekarang, harus dijadikan sebuah motivasi untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Segala sesuatu jangan dilihat dari siai yang paling nampak aja.. Tapi lihat juga dari sisi yang sebenarnya harus menggunakan hati dan pikiran kita semua. Jangan siksa diri sendiri dengan pengaruh penderitaan yang buruk ahh Kalau bukan kita sendiri yang menyelamatkan diri kita.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Opini :
Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluknya yang paling sempurna. Tuhan memberikan penderitaan juga bukan karena Ia membenci mahlukNya, melainkan Ia sangat menyayangi manusia. Namun, untuk menaikkan derajat manusia ke derajat yang lebih tinggi Tuhan pasti akan memberikan cobaan kepada mahlukNya, siapa yang dapat melewati pendeitaan itu, maka Tuhan akan menaikkan derajat aku dan kamu menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, segala pengaruh buruk yang timbul karena terjadinya penderitaan, harusnya disingkirkan jauh-jauh. karena Tuhan sayang kok sama kita semua. Penderitaan yang aku dan kamu alami sekarang, harus dijadikan sebuah motivasi untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Segala sesuatu jangan dilihat dari siai yang paling nampak aja.. Tapi lihat juga dari sisi yang sebenarnya harus menggunakan hati dan pikiran kita semua. Jangan siksa diri sendiri dengan pengaruh penderitaan yang buruk ahh Kalau bukan kita sendiri yang menyelamatkan diri kita.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar